Sejarah dan Latar Belakang Malam Nisfu Sya’ban
Nisfu Sya’ban adalah malam pertengahan bulan Sya’ban (15 Sya’ban) dalam kalender Hijriyah yang diyakini memiliki keutamaan istimewa dalam Islam. Malam ini dikenal sebagai malam pengampunan dan malam di mana Allah SWT menetapkan takdir tahunan makhluk-Nya. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang keistimewaan malam ini, banyak umat Islam yang tetap memperbanyak ibadah dan doa pada malam Nisfu Sya’ban.
1. Latar Belakang Nisfu Sya’ban
a. Asal Usul dan Nama Nisfu Sya’ban
*Kata Nisfu Sya’ban berasal dari bahasa Arab:
-Nisfu (نصف) berarti "pertengahan"
-Sya’ban (شعبان) adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah.
Jadi, Nisfu Sya’ban berarti "malam pertengahan bulan Sya’ban," yaitu tanggal 15 Sya’ban. Dalam tradisi Islam, malam ini dianggap sebagai momen penting karena diyakini sebagai malam di mana Allah memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya dan menetapkan takdir mereka untuk satu tahun ke depan.
b. Hubungan dengan Takdir Tahunan
Sebagian ulama menafsirkan bahwa pada malam Nisfu Sya’ban, Allah SWT menetapkan takdir tahunan manusia, seperti umur, rezeki, dan kejadian-kejadian penting dalam kehidupan seseorang. Pandangan ini dikaitkan dengan ayat dalam Surah Ad-Dukhan:
"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (QS. Ad-Dukhan: 4)
Sebagian ulama menafsirkan ayat ini sebagai malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan, tetapi ada juga yang mengaitkannya dengan malam Nisfu Sya’ban.
c. Peristiwa-Peristiwa Penting yang Dikaitkan dengan Nisfu Sya’ban
Perpindahan Kiblat dari Masjid Al-Aqsa ke Ka’bah
Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada bulan Sya’ban adalah perubahan arah kiblat dari Masjid Al-Aqsa di Palestina ke Ka’bah di Makkah. Awalnya, umat Islam melaksanakan shalat menghadap Masjid Al-Aqsa, tetapi kemudian turun wahyu dalam Surah Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan perubahan arah kiblat :
"Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram." (QS. Al-Baqarah: 144)
Meskipun tidak ada riwayat pasti bahwa peristiwa ini terjadi tepat pada malam Nisfu Sya’ban, banyak ulama yang mengaitkannya dengan bulan Sya’ban.
Penurunan Ayat tentang Salawat kepada Nabi Muhammad SAW
Bulan Sya’ban juga dikenal sebagai bulan di mana ayat tentang kewajiban bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW diturunkan:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
Oleh karena itu, bulan Sya’ban sering dikaitkan dengan peningkatan amalan bersalawat kepada Rasulullah SAW.
2. Pandangan Islam tentang Nisfu Sya’ban
a. Hadis tentang Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban
Beberapa hadis yang berkaitan dengan malam Nisfu Sya’ban antara lain:
✔ Hadis tentang Pengampunan di Malam Nisfu Sya’ban
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah melihat pada malam Nisfu Sya’ban, lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan dengan saudaranya."
(HR. Ibnu Majah, Al-Baihaqi, dan Ahmad)
Hadis ini dinilai hasan oleh sebagian ulama, seperti Al-Albani, tetapi ada juga yang menganggapnya lemah.
✔ Hadis tentang Ibadah di Malam Nisfu Sya’ban
Ada hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukan shalat dan berdoa khusus di malam Nisfu Sya’ban. Namun, mayoritas ahli hadis menganggapnya sebagai hadis yang lemah atau dha’if.
b. Pandangan Ulama
Terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai keistimewaan malam Nisfu Sya’ban:
-Pendapat yang Menganggapnya Malam Istimewa
Sebagian ulama, terutama dari Mazhab Syafi’i dan beberapa ulama lainnya, menganggap Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh keberkahan dan dianjurkan untuk memperbanyak ibadah.
Banyak umat Islam di berbagai negara melaksanakan amalan seperti membaca Surah Yasin tiga kali, shalat malam, dan berdoa khusus.
-Pendapat yang Tidak Mengkhususkan Nisfu Sya’ban
Beberapa ulama, termasuk dari Mazhab Hanbali dan ulama Salafi, berpendapat bahwa tidak ada dalil yang kuat untuk mengkhususkan ibadah tertentu di malam Nisfu Sya’ban.
Mereka menekankan bahwa ibadah yang dilakukan sebaiknya tetap seperti ibadah sunnah biasa, seperti shalat malam dan memperbanyak doa tanpa pengkhususan tertentu.
3. Amalan yang Dianjurkan di Malam Nisfu Sya’ban
Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai keistimewaan Nisfu Sya’ban, umat Islam tetap dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam ini, seperti:
-Shalat malam (qiyamul lail)
-Membaca Al-Qur'an, terutama Surah Yasin
-Memperbanyak doa dan istighfar
-Bersedekah dan berbuat kebaikan
Nisfu Sya’ban adalah malam yang diyakini memiliki keutamaan dalam Islam, terutama sebagai malam pengampunan dan penentuan takdir tahunan.
Beberapa peristiwa bersejarah yang dikaitkan dengan bulan Sya’ban adalah perubahan kiblat dan turunnya perintah bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Terdapat perbedaan pandangan ulama mengenai keistimewaan malam Nisfu Sya’ban, tetapi mayoritas umat Islam tetap menghidupkannya dengan ibadah.
Meskipun tidak ada ibadah khusus yang wajib di malam ini, memperbanyak doa, istighfar, dan ibadah sunnah adalah hal yang dianjurkan.
Dengan demikian, malam Nisfu Sya’ban dapat dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah dan mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadan yang akan datang.