Hakikat Menjadi Pribadi yang Ahlul Quran
Dalam kehidupan seorang Muslim, Al-Qur’an bukan hanya kitab suci yang dibaca saat bulan Ramadhan atau ditadabburi dalam majelis-majelis pengajian. Lebih dari itu, Al-Qur’an adalah pedoman hidup, sumber cahaya, dan jalan menuju keberkahan dunia serta akhirat. Maka dari itu, menjadi Ahlul Qur’an — orang yang dekat dan hidup bersama Al-Qur’an — bukan sekadar gelar, melainkan identitas mulia yang seharusnya menjadi cita-cita setiap Muslim.
Apa Arti Ahlul Qur’an?
Secara bahasa, "Ahlul Qur’an" berarti keluarga atau orang-orang yang memiliki keterikatan dengan Al-Qur’an. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di antara manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah Ahlul Qur’an. Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya.”
(HR. Ahmad)
Hadits ini menunjukkan bahwa kedekatan dengan Al-Qur’an bukan hanya soal hafalan semata, tetapi lebih dalam: menjadi bagian dari “keluarga Allah” di bumi. Gelar ini tentu tidak diberikan sembarangan. Ia adalah kehormatan bagi mereka yang benar-benar menjadikan Al-Qur’an sebagai ruh kehidupan.
Hakikat Ahlul Qur’an: Lebih dari Sekadar Membaca
Banyak orang mengira bahwa menjadi Ahlul Qur’an cukup dengan membaca atau menghafalnya. Padahal, inti dari menjadi pribadi Ahlul Qur’an terletak pada interaksi yang menyeluruh: membaca, memahami, mengamalkan, dan mengajarkannya.
Membaca dengan Tartil dan Khusyuk
Membaca Al-Qur’an dengan benar adalah langkah awal. Allah berfirman:
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (tartil).” (QS. Al-Muzzammil: 4)
Bukan hanya membaca cepat atau mengejar target khatam, melainkan meresapi setiap ayat dengan penghayatan dan kehati-hatian.
Memahami Makna dan Kandungannya
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk. Maka, tanpa pemahaman terhadap maknanya, seseorang akan kehilangan arah dari pesan-pesan suci yang terkandung di dalamnya.
Mengamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari
Inilah bagian tersulit namun terpenting. Ahlul Qur’an sejati menjadikan Al-Qur’an sebagai “cermin” dalam setiap keputusan, sikap, dan hubungan sosialnya. Mereka jujur, adil, sabar, dan tawadhu karena terinspirasi dari nilai-nilai Al-Qur’an.
Mengajarkan kepada Orang Lain
Sebagaimana sabda Nabi:
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Ahlul Qur’an bukan hanya pembelajar, tetapi juga penyampai. Dengan mengajarkan, mereka menjaga warisan wahyu dan menyebarkannya ke generasi berikutnya.
Ciri-ciri Pribadi Ahlul Qur’an
Ada beberapa sifat yang umumnya melekat pada mereka yang benar-benar Ahlul Qur’an:
Tunduk dan rendah hati di hadapan Allah
Mereka tidak merasa lebih tinggi karena hafal atau menguasai ilmu. Justru, semakin dekat dengan Al-Qur’an, semakin sadar betapa kecilnya diri di hadapan Sang Pencipta.
Memiliki akhlak yang mulia
Rasulullah ﷺ adalah “Al-Qur’an berjalan” (sebagaimana disampaikan Aisyah r.a.). Maka, siapa pun yang ingin menjadi Ahlul Qur’an, harus berakhlak sejalan dengan nilai-nilai dalam Al-Qur’an.
Konsisten dalam membaca dan mengamalkan
Mereka tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai rutinitas musiman. Setiap hari ada interaksi dengan wahyu: meski sedikit, tetapi konsisten.
Menjaga lisannya dari ucapan yang sia-sia
Karena tahu bahwa Al-Qur’an adalah sebaik-baik ucapan, maka mereka menjaga diri dari kata-kata yang tidak bermanfaat.
Tantangan Menjadi Ahlul Qur’an di Era Modern
Di zaman yang penuh distraksi dan hiruk pikuk informasi, menjaga kedekatan dengan Al-Qur’an bukan perkara mudah. Banyak orang lebih akrab dengan notifikasi media sosial daripada lantunan ayat suci. Maka, menjadi Ahlul Qur’an di era ini adalah tantangan sekaligus kesempatan. Siapa yang mampu menjaga dirinya tetap dalam pelukan wahyu di tengah derasnya arus duniawi, dialah pribadi pilihan Allah.
Bagaimana Memulai Menjadi Ahlul Qur’an?
Menjadi Ahlul Qur’an bukan tentang sudah sampai di mana, melainkan apakah kita terus bergerak mendekat. Berikut beberapa langkah sederhana namun bermakna:
-Tetapkan niat yang ikhlas karena Allah.
-Jadwalkan waktu khusus untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an setiap hari.
-Mulailah dari yang paling mudah: membaca dan memahami satu ayat per hari.
-Bergabung dengan komunitas atau halaqah Qur’an.
-Jadikan Al-Qur’an sebagai rujukan dalam mengambil keputusan hidup.
Pada akhirnya, Menjadi pribadi Ahlul Qur’an bukan sekadar gelar, melainkan jalan hidup. Ia bukan hanya tentang hafalan, tetapi tentang perubahan: dari lisan, hati, hingga perilaku. Di tengah zaman yang penuh tantangan, semoga kita termasuk orang-orang yang dicintai Allah karena kedekatan kita dengan firman-Nya.
Mari kita terus berusaha menjadi Ahlul Qur’an sejati — bukan karena ingin dipuji manusia, tetapi karena rindu menjadi bagian dari keluarga Allah di dunia dan akhirat.