Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghadapi "Futur" : Penyebab dan Cara Mengatasinya


Setiap orang yang berjalan di jalan iman pasti akan mengalami pasang surut dalam semangat beribadah. Dalam istilah keislaman, kondisi menurunnya semangat dalam menjalankan ketaatan ini dikenal sebagai futur. Futur bisa menimpa siapa saja, bahkan orang-orang yang dulunya sangat semangat dalam beribadah sekalipun. Lantas, bagaimana cara kita menghadapi dan mengatasi futur agar tetap istiqamah?

Apa Itu Futur?

Futur secara bahasa berarti berhenti setelah berjalan, atau malas setelah semangat. Dalam konteks spiritual, futur adalah kondisi di mana seseorang mengalami penurunan dalam kualitas atau kuantitas amal shalihnya, seperti rasa malas dalam shalat, tilawah, sedekah, atau ibadah-ibadah lainnya.

Futur bukanlah akhir dari segalanya, namun jika dibiarkan, ia bisa menjadi awal dari kemunduran yang serius dalam keimanan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan segera mengatasinya.

Tanda-Tanda Futur

Beberapa tanda futur yang umum di antaranya:

Semangat ibadah yang menurun drastis

Merasa berat untuk melakukan kebaikan yang sebelumnya terasa ringan

Lebih senang menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat

Menghindari majelis ilmu atau pertemanan yang baik

Muncul rasa malas dan pesimis terhadap perbaikan diri

Penyebab Futur

Ada beberapa penyebab futur, di antaranya:

Kurangnya ilmu dan pemahaman agama. Tanpa ilmu, seseorang mudah kehilangan arah dan motivasi dalam beribadah.

Lalai dalam menjaga hati. Hati yang tidak dijaga akan mudah terkena penyakit seperti riya, sombong, atau cinta dunia.

Pergaulan yang buruk. Lingkungan sangat mempengaruhi keistiqamahan seseorang. Bergaul dengan orang-orang yang jauh dari nilai-nilai Islam bisa menjadi pemicu futur.

Terlalu berlebihan dalam beribadah di awal. Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk beramal secara konsisten meskipun sedikit. Terlalu memforsir diri bisa menyebabkan kelelahan spiritual dan akhirnya futur.

Tidak memperbaharui niat dan tujuan hidup. Ketika tujuan menjadi kabur, amal pun kehilangan maknanya.

Cara Mengatasi Futur

Menghadapi futur memerlukan kesadaran, usaha, dan pertolongan dari Allah. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Perbanyak Doa dan Minta Pertolongan Allah

Doa adalah senjata orang beriman. Minta kepada Allah agar diberi kekuatan, keteguhan hati, dan dijauhkan dari rasa malas. Rasulullah ﷺ sering berdoa:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas.”

(HR. Muslim)

2. Kembali ke Lingkungan yang Baik

Dekatkan diri dengan orang-orang shalih, majelis ilmu, dan komunitas yang mengingatkan kita pada Allah. Mereka bisa menjadi penguat saat semangat kita melemah.

3. Evaluasi Diri dan Perbaiki Niat

Coba renungkan kembali tujuan hidup kita. Mengapa kita beribadah? Untuk siapa kita melakukan semua ini? Memperbarui niat akan menyalakan kembali semangat yang redup.

4. Tetapkan Amal Rutin yang Ringan

Jangan menunggu semangat untuk beramal. Mulailah dari amal kecil tapi rutin. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling rutin, meskipun sedikit.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

5. Istirahat yang Cukup dan Jaga Keseimbangan

Kelelahan fisik dan stres juga bisa memicu futur. Jaga kesehatan, tidur cukup, dan hindari beban berlebih agar tubuh dan hati siap untuk taat.

6. Mengingat Kematian dan Akhirat

Salah satu cara efektif membangkitkan semangat adalah dengan mengingat kematian. Dunia ini fana, dan setiap detik yang terbuang tanpa amal akan disesali kelak.

Futur adalah hal yang manusiawi. Yang penting bukan apakah kita akan mengalami futur, tapi bagaimana kita menyikapinya. Jangan biarkan futur menjadi alasan untuk berhenti, tapi jadikan ia sebagai momen jeda untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri. Berdoalah, berjuanglah, dan tetaplah dekat dengan Allah. Sebab Dia tidak akan pernah mengecewakan hamba yang berusaha untuk kembali kepada-Nya.

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu takut dan janganlah bersedih hati; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.’”

(QS. Fussilat: 30)